Oleh: JS LEO SIAGIAN (Korwil GJL Jabodetabek)
Jakarta, 27 Januari 2025 – Dua dekade pasca Reformasi 1998, cita-cita Indonesia sebagai negara yang bersih dan demokratis masih menghadapi tantangan besar. Bayang-bayang korupsi dan pelanggaran hukum yang menodai pemerintahan sebelumnya menimbulkan kekecewaan publik. Pergantian kepemimpinan pasca Pilpres 2024, yang dimenangkan oleh Prabowo Subianto, menandai babak baru dalam upaya mewujudkan amanat reformasi.
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meskipun berhasil memimpin selama dua periode, diwarnai sejumlah kontroversi, termasuk kasus Bank Century, Hambalang, proyek PLN mangkrak, dan tuduhan korupsi yang diungkap dalam buku “Gurita Cikeas”. Era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) juga mengalami pasang surut. Meskipun awal kepemimpinannya diwarnai popularitas tinggi berkat program pembangunan infrastruktur, akhir masa jabatannya diwarnai kontroversi “cawe-cawe” yang dinilai menguntungkan kepentingan keluarga, serta tuduhan kecurangan Pemilu yang memicu demonstrasi besar-besaran dan penilaian negatif dari berbagai kalangan akademisi. Puncaknya, Jokowi disebut sebagai finalis “juara 2 terkorup/terjahat” oleh Organisasi Kriminal dan Korupsi (OCCRP) pada akhir tahun 2024.
Situasi ini mendorong munculnya harapan baru dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden. JS Leo Siagian, seorang aktivis eksponen Angkatan ’66 dan Penasehat Relawan Nawasena 08, menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan baru. Leo Siagian mengungkapkan kekagumannya terhadap pidato pelantikan Prabowo dan keyakinannya bahwa Prabowo akan membawa perubahan menuju pemerintahan yang bersih, anti-korupsi, dan pro-rakyat. Nawasena 08, yang berarti “masa depan yang cerah”, bertekad untuk mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pergantian kepemimpinan ini menandai momentum krusial bagi Indonesia. Keberhasilan pemerintahan Prabowo dalam memberantas korupsi dan menegakkan supremasi hukum akan menjadi penentu dalam mewujudkan cita-cita reformasi dan membangun Indonesia yang lebih baik. Tantangan ke depan sangat besar, tetapi harapan untuk masa depan yang cerah tetap menyala. (Jal/Red)